View DAS Ngijo in a larger map
Daerah Aliran Sungai Ngijo secara administratif terletak di lima wilayah yakni sebagian besar berada di Kecamatan Prambanan dan Kecamatan Piyungan, dan sebagian kecil berada di Kecamatan Berbah, Kecamatan Patuk dan Kecamatan Gedangsari yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
DAS Ngijo merupakan suatu daerah aliran sungai yang memiliki kondisi geomorfologi komplek. Hasil interpretasi peta dan cek lapangan DAS Ngijo secara umum terdapat enam bentuklahan. Dari keenam bentuklahan tersebut meliputi dataran aluvial, gawir sesar, perbukitan denudasional terkikis lemah, perbukitan denudasional terkikis sedang, perbukitan denudasional terkikis kuat, dan perbukitan struktural. Bentuklahan yang ada pada DAS Ngijo pada dasarnya dipengaruhi oleh bentukan asal proses fluvial, struktural dan denudasional. Pada bentukan yang relatif datar banyak didominasi di bagian barat dan utara dari DAS Ngijo sedangkan pada bagian selatan dan timur banyak dijumpai bentukan yang relatif curam. Bentukan yang relatif datar banyak dipengaruhi oleh proses-proses yang berasal dari gunungapi merapi sedangkan pada daerah yang relatif terjal pada bagian selatan dan timur merupakan deretan dari pegunungan Baturagung dimana proses yang intensif terjadi disana adalah proses erosi.
Secara umum bentukan asal struktural banyak mengalami perubahan menjadi bentukan asal proses denudasional yang diakibatkan oleh proses eksogen yang bekerja secara intensif. Proses eksogen yang intensif terjadi pada DAS Ngijo seperti pelapukan, erosi, longsoran serta sedimentasi sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim lokal yang ada di wilayah tersebut, selain itu pengaruh energi air dan gerak gravitasi juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya proses eksogen di kawasan tersebut. Dampak dari intensifnya proses eksogen seperti proses pelapukan dan proses erosi berpengaruh terhadap bentuklahan yang dominan yang menyusun dari DAS ini. Bukti bahwa proses eksogen bekerja secara intensif pada DAS Ngijo adalah sedikitnya jumlah perbukitan yang memiliki persentasi lereng yang besar (terjal) berubah menjadi bentukan yang relatif datar akibat proses pelapukan dan erosi yang bekerja secara intensif.